Archive for Februari 2010
Kenangan Perkawinan
Hidup adalah hal yang paling memabukkan dibanding bir ini! Kukatakan itu kepada istriku saat terakhir kali aku melihatnya. Kami bertengkar. Dan lihatlah, ia mulai mengungkit kesalahan—kesalahanku pada masa lalu. Tak ada yang lebih menjengkelkan seorang pria selain sifat perempuan yang satu ini. Kurasa tak lama lagi kami akan bercerai. Pasti.
Aku pergi masih membawa botol bir yang isinya tinggal seperempat. Empat bulan ini rasanya hidupku berada di neraka. Maksudku, selama tujuh tahun usia perkawinan kami dan empat bulan ini adalah puncaknya. Itulah kebenarannya. Aku memang pecundang. Atau mungkin benar kata ayahku bahwa aku adalah manusia pembawa sial.
Lelaki yang Membelah Bulan
Aku menemukannya. Dalam semak-semak dengan sejuta bisu dalam matanya. Aku tidak tahu apakah dia mengenalku sebagai perempuannya atau tidak. Ruang-ruang waktu telah memberi kami jeda dalam diam yang berkepanjangan. Separuh tubuhnya bersinar dengan warna keemasan yang aneh. Warna yang menyilaukan mata, tapi separuh dari ruhku tetap ingin membuka bagi warna itu.
“Ini warna dari negeri bulan,” katanya. Bulan yang diam. Aku pun mengangguk, mengiyakan sapanya. Sebuah negeri yang aneh pikirku. Laki-laki itu seperti membaca pikiranku. Tangannya kemudian menyentuh ujung jariku, diciumnya dengan lembut satu per satu jariku seperti mengeja huruf-huruf yang berdetak dalam dadaku.
Orang-orang Tak Bersalah
Sudah enam bulan kamar itu kosong, tapi bukan tak berpenghuni. Kamar itu masih berpenghuni karena barang-barang milik penghuninya masih berada di tempatnya. Hanya saja selama sekian bulan itu, penghuninya tidak pernah pulang. Penghuninya tidak memberi kabar sedikit pun, apakah akan kembali ke kamar itu atau tidak.
Radio dan buku-buku yang berada di atas meja kecil di sudut ruangan sudah terbungkus oleh debu. Baju-baju kotor yang tergantung di dinding sudah menjadi sarang laba-laba. Ampas kopi dan puntung rokok sudah mengering di dasar gelas. Bau makanan busuk dari piring di bawah kolong ranjang membuat ruang kamar itu bertambah pengap.