Kumpulan Cerpen Kompas

arsip cerita pendek kompas minggu

Archive for Agustus 2005

Perjumpaan Perempuan

with 5 comments

Taksi berhenti. Rita menyerahkan ongkos, membuka pintu, beranjak turun. Ayu mengikutinya. Kedua perempuan itu berjalan mendekati sebuah rumah yang cukup mentereng. Sudah tidak nampak tanda-tanda dukacita, setelah dua minggu lalu kepala keluarga di rumah itu, Rahardjo, meninggal dunia.

Ma, apa ini benar-benar perlu kita lakukan sih?” tanya Ayu.

”Sudahlah. Jangan ragu begitu….”

”Aku malu, Ma,” kata Ayu. ”Kita pasti dipandang rendah oleh perempuan itu.”

Baca entri selengkapnya »

Written by tukang kliping

28 Agustus 2005 at 09:50

Ditulis dalam Cerpen

Tagged with

Balada Cinta Ferdi dan Firda

with 3 comments

Di ketinggian kamar di lantai delapan hotel berbintang lima, Firda menyibak vitrage, memandang ke luar jendela kaca yang sebagian permukaan luarnya berembun. Nampak di bawah sana lidah-lidah air laut menghantam garis pantai, berdebur-debur keras, tapi suaranya tak mampu menyusup ke dalam kamar, hingga kesunyian suite room ini sama sekali tak terusik. Sampai suatu saat terdengar suara seorang pria bertanya dengan nada lembut.

Nggak suka ya, menginap di sini?”

Baca entri selengkapnya »

Written by tukang kliping

21 Agustus 2005 at 10:00

Ditulis dalam Cerpen

Tagged with

Bang Acung Tidak Bunuh Diri, Yah

with one comment

Tiga kali Ny Laila tak sadarkan diri. Yang pertama pukul sembilan pagi ketika ia mendapat kabar Mansur, anaknya, meninggal dunia. Dunia tiba-tiba terasa jadi begitu gelap. Tak pernah terbayangkan anak keduanya akan pergi begitu cepat. Karena itu, begitu mendengar kabar duka itu, seluruh persendian tubuhnya terasa lunglai. Ia seperti kehilangan seluruh darah dan tenaganya.

Ny Laila pingsan untuk kedua kalinya pukul sebelas siang begitu ia akhirnya tahu orang kasak-kusuk membicarakan soal penyebab kematian Mansur. Putranya yang baru berusia 18 tahun itu meninggal bukan karena komplikasi penyakit yang selama ini ia derita dan membuatnya harus dirawat di rumah sakit. Mansur meninggal karena bunuh diri. Ia dikabarkan melompat dari lantai empat rumah sakit tempatnya dirawat selama ini. Untuk pertama kalinya Ny Laila berteriak histeris. Ia tak ingin percaya dengan apa yang ia dengar.

Baca entri selengkapnya »

Written by tukang kliping

14 Agustus 2005 at 10:01

Ditulis dalam Cerpen

Tagged with

Pisau

with 6 comments

Rumah baru kami menghadap ke timur. Ketika pintu dibuka, setelah melewati pekarangan kecil dan teras, cahaya matahari masih bisa menjalar ke lantai dalam rumah.

Suatu sore, seorang tak dikenal mendatangi saya. Tubuhnya padat, tinggi besar. Kulit hitam, matanya memerah. Diam-diam saya perhatikan seluruh tangannya penuh tato. Tangan kiri tato ular naga yang menggeliat ke arah pangkal lengan, sedangkan di tangan kanan bergambar perempuan telanjang. Pipi kirinya, ada bekas luka sepanjang telunjuk, yang di pinggir-pinggirnya direnda dengan tato menyerupai kelabang.

Saya amati tamu ini hati-hati. Berkumis tebal. Kancing baju bagian atasnya ternganga. Dadanya bertato gunting menganga dan tengkorak kepala di tengahnya. Garis bibirnya yang tebal melengkung ke bawah. Sangar sekali kesannya.

”Mau ketemu siapa?” tanya saya lunak, kurang nyaman.

Baca entri selengkapnya »

Written by tukang kliping

7 Agustus 2005 at 10:04

Ditulis dalam Cerpen

Tagged with