Kumpulan Cerpen Kompas

arsip cerita pendek kompas minggu

Archive for Juli 2004

Mati Kangen

leave a comment »

Entah sudah berapa pekan anjing itu duduk meringkuk di sandaran sofa. Badannya mulai kurus, wajahnya kuyu, sorot matanya menerawang jauh menusuk kaca jendela, menembus rimbunnya daun tanaman pembatas halaman, merayap ke arah garis-garis di kaki langit.

Tak ada yang mampu membuat anjing itu menoleh dan mengalihkan arah tatapan matanya. Makanan dan mainan yang kami sodorkan hanya sejenak diendusnya, sebelum ia melenguh pelan, menaruh lagi moncongnya ke bilah teralis jendela, lalu mengarahkan pandangan mata ke arah kejauhan. Bahkan air minum yang kami sediakan pun hanya sesekali dijilatnya seolah ia sudah tidak berhasrat lagi menikmati segarnya penopang kehidupan.

Baca entri selengkapnya »

Written by tukang kliping

25 Juli 2004 at 09:58

Ditulis dalam Cerpen

Tagged with

Vampir

with 2 comments

Bacalah ia dari belakang dan kau akan menemukan aku.

Kami datang dari tempat yang sama, sempit, gelap, basah, merah. Tapi ia tak menginginkanku karena ia kira aku menyusu ibu serigala.

Baca entri selengkapnya »

Written by tukang kliping

18 Juli 2004 at 10:00

Ditulis dalam Cerpen

Tagged with

Air Raya

leave a comment »

Setiap air raya tiba perahu ini akan tumbuh, pikirnya. Memanjang beberapa depa. Sungguh, buritan itu akan gemuk nantinya. Palka melebar. Tiang yang baru saja ditancap akan menjulur menusuk langit menumbuhkan tangga serupa dahan tempat di mana kelak dia akan naik dan meneriakkan hoooi. Dia akan menyusul perahu Nuh.

Perahunya tak akan memuat banyak orang. Karena yakin perahunya tak bisa tumbuh secepat itu. Kapal ini akan tumbuh perlahan-lahan. Sementara dia harus bergegas menyusul perahu Nuh. Seperti gegas air yang mengalir deras di saluran belakang rumah: tempat di mana dia akan memulai pelayaran mengejar perahu Nuh. Karena itu dia tak akan mengajak ibu dan segala binatang untuk naik serta berlayar bersamanya. Ibu harus menjaga rumah, menunggunya pulang berlayar. Sementara dia tak sanggup mengumpulkan berpasang-pasang binatang untuk ikut serta. Perihal bahwa dia akan pergi sendiri mengejar perahu Nuh, dia sudah meyakinkan ibu. Ibu memaklumi saja sekaligus mengatakan bahwa Nuh dulu juga demikian, meninggalkan seorang perempuan dalam pelayarannya. Maka kenapa kelak para pelaut selalu meninggalkan perempuan mereka tiap kali berlayar. Kenapa Nuh tersesat karena tak niat mengingat, apalagi pulang menjemput, perempuannya. Sementara para pelayar sesudah Nuh kembali ke peluk perempuan mereka.

Baca entri selengkapnya »

Written by tukang kliping

11 Juli 2004 at 10:01

Ditulis dalam Cerpen

Tagged with

Hotel Keluarga di Tokyo

leave a comment »

Aku duduk di ruang tunggu menjelang boarding di Bandara Soekarno-Hatta ketika waktu hampir melewati tengah malam. Terasa aneh karena hanya aku yang sudah tiba di sana, padahal jadwal pesawat take-off tinggal beberapa menit lagi. Aku bertanya-tanya dalam hati, jangan-jangan sesuatu telah terjadi yang tak kuketahui lalu jadwal pesawat diundur. Namun ketika kuamati petugas di sana, tak tersirat ada gangguan.

Tiba-tiba saja aku menyesali kenapa terlalu cepat tiba di situ. Seharusnya aku buang waktu dulu di koridor sambil melongok apa saja yang bisa kulihat. Ketika kuingat tak satu pun toko-toko di situ yang masih buka ketika aku lewat tadi, aku merasa benar sudah duduk di situ. Ya, tengah malam, banyak orang yang sudah terlelap. Akhirnya kutelan juga kegelisahan sambil melahap berita malam di pesawat TV, siapa tahu ada berita yang menjelaskan apa yang terjadi.

Baca entri selengkapnya »

Written by tukang kliping

4 Juli 2004 at 10:04

Ditulis dalam Cerpen

Tagged with