Archive for Desember 2005
“Requiem”
Sebelum mati, aku masih ingat tubuhku melenting: kakiku berkelejotan mencari tumpuan, sedangkan kepalaku menjadi tumpuan di ujung lainnya. Lalu seluruh tubuhku meregang, seolah menolak kehendak malaikat maut yang membetot nyawaku.
Waktu itu, samar masih kudengar tik-tak jam di dinding kamar. Suaranya seperti sebuah requiem. Kemudian secara perlahan-lahan aku melihat kaki, tangan, kepala, dan seluruh tubuhku melayang…
Ketika berhasil berdiri, istriku tampak sibuk memencet-mencet tombol telepon. Aku juga masih ingat ketika kemudian keponakanku membopong tubuhku sendirian menuju mobil yang dipinjam dari tetangga. Ia bergegas memanggil Magenta, istriku, untuk memangku kepalaku di jok belakang.
Dalam 30 menit, mobil sudah sampai di ruang ICU sebuah rumah sakit. Waktu aku dibaringkan di tempat tidur dan selang-selang dipasang di tangan serta mulutku, aku sebenarnya tak berharap untuk hidup kembali.