Seragam
Lelaki jangkung berwajah terang yang membukakan pintu terlihat takjub begitu mengenali saya. Pastinya dia sama sekali tidak menyangka akan kedatangan saya yang tiba-tiba.
Ketika kemudian dengan keramahan yang tidak dibuat-buat dipersilakannya saya untuk masuk, tanpa ragu-ragu saya memilih langsung menuju amben di seberang ruangan. Nikmat rasanya duduk di atas balai-balai bambu beralas tikar pandan itu. Dia pun lalu turut duduk, tapi pandangannya justru diarahkan ke luar jendela, pada pohon-pohon cengkeh yang berderet seperti barisan murid kelas kami dahulu saat mengikuti upacara bendera tiap Isnin. Saya paham, kejutan ini pastilah membuat hatinya diliputi keharuan yang tidak bisa diungkapkannya dengan kata-kata. Dia butuh untuk menetralisirnya sebentar.
Dia adalah sahabat masa kecil terbaik saya. Hampir 25 tahun lalu kami berpisah karena keluarga saya harus boyongan ke kota tempat kerja Ayah yang baru di luar pulau hingga kembali beberapa tahun kemudian untuk menetap di kota kabupaten. Itu saya ceritakan padanya, sekaligus mengucapkan maaf karena sama sekali belum pernah menyambanginya sejak itu.
”Jadi, apa yang membawamu kemari?”
”Kenangan.”
”Palsu! Kalau ini hanya soal kenangan, tidak perlu menunggu 10 tahun setelah keluargamu kembali dan menetap 30 kilometer saja dari sini.”
Saya tersenyum. Hanya sebentar kecanggungan di antara kami sebelum kata-kata obrolan meluncur seperti peluru-peluru yang berebutan keluar dari magasin.
Bertemu dengannya, mau tidak mau mengingatkan kembali pada pengalaman kami dahulu. Pengalaman yang menjadikan dia, walau tidak setiap waktu, selalu lekat di ingatan saya. Tentu dia mengingatnya pula, bahkan saya yakin rasa yang diidapnya lebih besar efeknya. Karena sebagai seorang sahabat, dia jelas jauh lebih tulus dan setia daripada saya.
Malam itu saya berada di sini, memperhatikannya belajar. Teplok yang menjadi penerang ruangan diletakkan di atas meja, hampir mendekat sama sekali dengan wajahnya jika dia menunduk untuk menulis. Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan besar cengkeh atau kemenyan yang tidak lembut diirisnya. Ibunya, seorang perempuan yang banyak tertawa, berada di sudut sembari bekerja memilin sabut-sabut kelapa menjadi tambang. Saat-saat seperti itu ditambah percakapan-percakapan apa saja yang mungkin berlaku di antara kami hampir setiap malam saya nikmati. Itu yang membuat perasaan saya semakin dekat dengan kesahajaan hidup keluarganya.
Selesai belajar, dia menyuruh saya pulang karena hendak pergi mencari jangkrik. Saya langsung menyatakan ingin ikut, tapi dia keberatan. Ayah dan ibunya pun melarang. Sering memang saya mendengar anak-anak beramai- ramai berangkat ke sawah selepas isya untuk mencari jangkrik. Jangkrik-jangkrik yang diperoleh nantinya dapat dijual atau hanya sebagai koleksi, ditempatkan di sebuah kotak, lalu sesekali digelitik dengan lidi atau sehelai ijuk agar berderik lantang. Dari apa yang saya dengar itu, proses mencarinya sangat mengasyikkan. Sayang, Ayah tidak pernah membolehkan saya. Tapi malam itu toh saya nekat dan sahabat saya itu akhirnya tidak kuasa menolak.
”Tidak ganti baju?” tanya saya heran begitu dia langsung memimpin untuk berangkat. Itu hari Jumat. Seragam coklat Pramuka yang dikenakannya sejak pagi masih akan terpakai untuk bersekolah sehari lagi. Saya tahu, dia memang tidak memiliki banyak pakaian hingga seragam sekolah biasa dipakai kapan saja. Tapi memakainya untuk pergi ke sawah mencari jangkrik, rasanya sangat-sangat tidak elok.
”Tanggung,” jawabnya.
Sambil menggerutu tidak senang, saya mengambil alih obor dari tangannya. Kami lalu berjalan sepanjang galengan besar di areal persawahan beberapa puluh meter setelah melewati kebun dan kolam gurami di belakang rumahnya. Di kejauhan, terlihat beberapa titik cahaya obor milik para pencari jangkrik selain kami. Rasa hati jadi tenang. Musim kemarau, tanah persawahan yang pecah-pecah, gelap yang nyata ditambah angin bersiuran di areal terbuka memang memberikan sensasi aneh. Saya merasa tidak akan berani berada di sana sendirian.
Kami turun menyusuri petak-petak sawah hingga jauh ke barat. Hanya dalam beberapa menit, dua ekor jangkrik telah didapat dan dimasukkan ke dalam bumbung yang terikat tali rafia di pinggang sahabat saya itu. Saya mengikuti dengan antusias, tapi sendal jepit menyulitkan saya karena tanah kering membuatnya berkali-kali terlepas, tersangkut, atau bahkan terjepit masuk di antara retakan-retakannya. Tunggak batang-batang padi yang tersisa pun bisa menelusup dan menyakiti telapak kaki. Tapi melihat dia tenang-tenang saja walaupun tak memakai alas kaki, saya tak mengeluh karena gengsi.
Rasanya belum terlalu lama kami berada di sana dan bumbung baru terisi beberapa ekor jangkrik ketika tiba-tiba angin berubah perangai. Lidah api bergoyang menjilat wajah saya yang tengah merunduk. Kaget, pantat obor itu justru saya angkat tinggi-tinggi sehingga minyak mendorong sumbunya terlepas. Api dengan cepat berpindah membakar punggung saya!
”Berguling! Berguling!” terdengar teriakannya sembari melepaskan seragam coklatnya untuk dipakai menyabet punggung saya. Saya menurut dalam kepanikan. Tidak saya rasakan kerasnya tanah persawahan atau tunggak-tunggak batang padi yang menusuk-nusuk tubuh dan wajah saat bergulingan. Pikiran saya hanya terfokus pada api dan tak sempat untuk berpikir bahwa saat itu saya akan bisa mendapat luka yang lebih banyak karena gerakan itu. Sulit dilukiskan rasa takut yang saya rasakan. Malam yang saya pikir akan menyenangkan justru berubah menjadi teror yang mencekam!
Ketika akhirnya api padam, saya rasakan pedih yang luar biasa menjalar dari punggung hingga ke leher. Baju yang saya kenakan habis sepertiganya, sementara sebagian kainnya yang gosong menyatu dengan kulit. Sahabat saya itu tanggap melingkupi tubuh saya dengan seragam coklatnya melihat saya mulai menangis dan menggigil antara kesakitan dan kedinginan. Lalu dengan suara bergetar, dia mencoba membuat isyarat dengan mulutnya. Sayang, tidak ada seorang pun yang mendekat dan dia sendiri kemudian mengakui bahwa kami telah terlalu jauh berjalan. Sadar saya membutuhkan pertolongan secepatnya, dia menggendong saya di atas punggungnya lalu berlari sembari membujuk-bujuk saya untuk tetap tenang. Napasnya memburu kelelahan, tapi rasa tanggung jawab yang besar seperti memberinya kekuatan berlipat. Sayang, sesampai di rumah bukan lain yang didapatnya kecuali caci maki Ayah dan Ibu. Pipinya sempat pula kena tampar Ayah yang murka.
Saya langsung dilarikan ke puskesmas kecamatan. Seragam coklat Pramuka yang melingkupi tubuh saya disingkirkan entah ke mana oleh mantri. Tidak pernah terlintas di pikiran saya untuk meminta kepada Ayah agar menggantinya setelah itu. Dari yang saya dengar selama hampir sebulan tidak masuk sekolah, beberapa kali dia terpaksa membolos di hari Jumat dan Sabtu karena belum mampu membeli gantinya.
”Salahmu sendiri, tidak minta ganti,” kata saya selesai kami mengingat kejadian itu.
”Mengajakmu saja sudah sebuah kesalahan. Aku takut ayahmu bertambah marah nantinya. Ayahku tidak mau mempermasalahkan tamparan ayahmu, apalagi seragam itu. Dia lebih memilih membelikan yang baru walaupun harus menunggu beberapa minggu.”
Kami tertawa. Tertawa dan tertawa seakan-akan seluruh rentetan kejadian yang akhirnya menjadi pengingat abadi persahabatan kami itu bukanlah sebuah kejadian meloloskan diri dari maut karena waktu telah menghapus semua kengeriannya.
Dia lalu mengajak saya ke halaman belakang di mana kami pernah bersama-sama membuat kolam gurami. Kolam itu sudah tiada, diuruk sejak lama berganti menjadi sebuah gudang tempatnya kini berkreasi membuat kerajinan dari bambu. Hasil dari tangan terampilnya itu ditambah pembagian keuntungan sawah garapan milik orang lainlah yang menghidupi istri dan dua anaknya hingga kini.
Ayah dan ibunya sudah meninggal, tapi sebuah masalah berat kini menjeratnya. Dia bercerita, sertifikat rumah dan tanah peninggalan orangtua justru tergadaikan.
”Kakakku itu, masih sama sifatnya seperti kau mengenalnya dulu. Hanya kini, semakin tua dia semakin tidak tahu diri.”
”Ulahnya?” Dia mengangguk.
”Kau tahu, rumah dan tanah yang tidak seberapa luas ini adalah milik kami paling berharga. Tapi aku tidak kuasa untuk menolak kemauannya mencari pinjaman modal usaha dengan mengagunkan semuanya. Aku percaya padanya, peduli padanya. Tapi, dia tidak memiliki rasa yang sama terhadapku. Dia mengkhianati kepercayaanku. Usahanya kandas dan kini beban berat ada di pundakku.” Terbayang sosok kakaknya dahulu, seorang remaja putus sekolah yang selalu menyusahkan orangtua dengan kenakalan-kenakalannya. Kini setelah beranjak tua, masih pula dia menyusahkan adik satu-satunya.
”Kami akan bertahan,” katanya tersenyum saat melepas saya setelah hari beranjak sore. Ada kesungguhan dalam suaranya.
Sepanjang perjalanan pulang, pikiran saya tidak pernah lepas dari sahabat saya yang baik itu. Saya malu. Sebagai sahabat, saya merasa belum pernah berbuat baik padanya. Tidak pula yakin akan mampu melakukan seperti yang dilakukannya untuk menolong saya di malam itu. Dia telah membuktikan bahwa keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar bisa timbul dari sebuah persahabatan yang tulus.
Mata saya kemudian melirik seragam dinas yang tersampir di sandaran jok belakang. Sebagai jaksa yang baru saja menangani satu kasus perdata, seragam itu belum bisa membuat saya bangga. Nilainya jelas jauh lebih kecil dibanding nilai persahabatan yang saya dapatkan dari sebuah seragam coklat Pramuka. Tapi dia tidak tahu, dengan seragam dinas itu, sayalah yang akan mengeksekusi pengosongan tanah dan rumahnya.
mengingatkan kembali tentang sosok sahabat saya yg dulu
ibnu R
13 Agustus 2012 at 17:13
cerpen sederhana, bahasa lugu tetapi setiap baris tulisannya mampu membawa imajinasi pembaca ke relung perasaan hati masing-masing tokoh di dalamnya, dan membawa ke suasana alam yang natural dimalam hari. keren
abah
31 Desember 2013 at 20:12
bagus…
Adryan Yahya
13 Agustus 2012 at 17:33
Selamat buat bung AK Basuki. Sahabat Kompasianer…
Aba Mardjan
13 Agustus 2012 at 19:25
He he he, Aba Mardjani maksudnya.
Aba Mardjan
13 Agustus 2012 at 19:27
Suka cerpen ini.
welli
13 Agustus 2012 at 21:17
Cerpen yg menarik! Thanks.
Arbi Sabi Syah
14 Agustus 2012 at 02:28
suka dengan akhirnya
muarif
14 Agustus 2012 at 07:11
ehmm,,,ad lanjutannya gag ea? cerbung deh nntinya
Deni
14 Agustus 2012 at 11:04
akhirnya cita-citamu tercapai, Nak!
Ramdhani Nur
14 Agustus 2012 at 11:30
I love you -pak gembus
pak gembus
14 Maret 2023 at 07:21
hah????
demi apa endingnya (w=A=)w
sahabat macam apa dia~~ tapi antara tugas dan hati juga sih-____-”
ternyata, seragam pun punya kisah tersendiri dibaliknya, nice!
Ryzkiesomnia
14 Agustus 2012 at 13:19
endingnya ga disangka-sangka banget
Dedi Wahyudi
14 Agustus 2012 at 15:53
Kelebihan= Bahasa lugu tetapi setiap baris tulisannya mampu membawa imajinasi pembaca ke relung perasaan hati masing-masing tokoh di dalamnya
Kelemahan= Bahasanya tidak baku dan susah untuk dipahami
Arofah Dwi Febiyani
20 Maret 2020 at 11:51
Andainya tentang kakak itu diperkuat lagi sejak awal, mengingat endingnya berhubungan dengan itu.
Bagus.
kucing senja
14 Agustus 2012 at 19:45
moral ceritanya tidak membutuhkan rincian dalam ttg kakaknya apalagi sejak dari awal, meskipun, atau lebih tepat, memang ada kaitannya
Krislam Bduhindeelel
19 Mei 2013 at 22:26
ceritany oke punya, tp napa y si jaksa gak nolak aja kasusny kalo tw itu rumah shbt baikny?
dody
14 Agustus 2012 at 21:21
Mantep kang!
Nyisir kumis lagi ah..
Nar
15 Agustus 2012 at 11:54
Selamat
Omo
15 Agustus 2012 at 12:18
dibuat menggantung endingnya.setiap pembaca boleh menginterpretasikan kelanjutannya dengan versi sendiri2…nice…
robay
15 Agustus 2012 at 19:33
Ironis. Tapi asli bagus, menggelitik dan membuat saya merenung sejurus. Salut!
Bakul Batik
17 Agustus 2012 at 06:55
endingnya menurut saya bagus. penggunaan kata “saya” dari pada “aku” juga pilihan yang bagus
izky
18 Agustus 2012 at 05:11
akhirnya gue ketemu juga blog kayak gini,,
asik buat ngisi waktu luang dan santai disini..
XD
Muhammad Naufal
20 Agustus 2012 at 01:16
Kata-katanya tidak sulit untuk di pahami.., bagus ceritanya..
khaerul
24 Agustus 2012 at 17:27
bagus endingnya…
yantoaja
24 Agustus 2012 at 21:59
wah, persahabatan yang indah 🙂
sakura suri
25 Agustus 2012 at 19:46
Suka banget sama yang ini. cerdas,…
rantinghijau
25 Agustus 2012 at 23:07
nice
yopi winanto
26 Agustus 2012 at 01:02
SAYA SANGAT MENIKMATINYA!
Rizam Zyafiq Amangku Bhumi
27 Agustus 2012 at 10:56
gimana endingnya?
keliatannya bakal memilih pekerjaan dari kata-kata terakhirnya masa gitu?
hohommax
28 Agustus 2012 at 09:16
ceritanya mengalir dengan baik…keren!
Mee2n
29 Agustus 2012 at 19:19
cerita yg bagus
hestiningtyas dwi mindarti
29 Agustus 2012 at 23:31
endingnya oks bgt,
tpi rasa2nya ada cerpen lain yg endingnya mirip sih
arif abdurrachman
31 Agustus 2012 at 18:36
bagus 🙂 enak dibaca, dapet intinya 🙂
muyasajja
2 September 2012 at 15:11
emang ya
nor
14 Agustus 2014 at 13:08
Aku brebes mili 😦
HeruLS
6 September 2012 at 14:06
Suka dengan cepen ini. Selamat kepada penulis yang sudah dimuat
ramajanisinaga
7 September 2012 at 00:42
Kembali, perdebatan soal identitas saya pikir.
Anrian
8 September 2012 at 01:01
Endingnya sangat mengejutkan!
pena usang
8 September 2012 at 07:56
isi cerpen nya mirip sama cerpen ” Pohon yang Hilang ” karya Rachmat H.Cahyono
juizyhoney
9 September 2012 at 16:35
wah saya jadi pingin buat cerpen
nisa
13 September 2012 at 09:41
kalo aku jadi si jaksa… aku akan belikan rumah walau kecil ga pa2…buat gantiin seragam dia.mungkin itupun harganya belum seberapa dibanding seragam dia dan bolosnya tiap Jumat dan Sabtu.
hapex
13 September 2012 at 12:45
Kenangan persahaban baru terbayang setelah ada putusan eksekusi… persahabatan macam apa itu..
Edi.P
14 September 2012 at 21:14
@Edi.P:
Maksud Anda? Menurut saya, justru persahabatan, atau kenangan persahabatan mereka inilah yang, saya duga, justru membuat si jaksa jadi terketuk hati/nuraninya. Setidaknya, membandingkan nilai baju pramuka dan baju jaksanya seharusnya menggiring pembaca untuk menduga bahwa si jaksa akan membantu sahabatnya itu memecahkan/keluar dari persoalan tanah tsb.
tunjungsekar
19 Mei 2013 at 22:43
saya pikir cerpen ini selesai begitu saja. ternyata endingnya legit! boleh tambuh? 😀
df. norris
18 September 2012 at 08:36
endingnya membuat dada saya sesak, setelah
diawal cerita begitu disuguhkan hamparan masa lalu yang indah, he………ujungnya malah bikin jantungan
hida
21 September 2012 at 22:36
Kenangan yang ironis dan mengharukan :’D
Desy Fransiska
23 September 2012 at 20:44
Bagus banget
solikhunalfarazi
2 Oktober 2012 at 22:32
edisi berikutnya, mengapa tdk muncul di cepen kompas???
Omo
4 Oktober 2012 at 18:09
objek yang dikemukakan dalam suatu cerita kurang merata, diawal ceritalah yang kurang menimbulkan greget pembaca. hanya sepotong yang menurut aku bagus, di ending.
EdySC
6 Oktober 2012 at 10:17
@ EdySC:
Saya kurang jelas dgn maksud Anda dgn : “objek yang dikemukakan dalam suatu cerita kurang merata, diawal ceritalah yang kurang menimbulkan greget pembaca”. Mohon penjelasan.
Kalau hanya endingnya yg bagus menurut Anda, di mana bagusnya? Mohon di jelaskan?
tunjung
19 Mei 2013 at 22:49
nice… saya suka,saya suka….
nenk trisna
6 Oktober 2012 at 21:44
touching euy …
Aldila
8 Oktober 2012 at 20:18
wow…..mengesankan
anggun deni
10 Oktober 2012 at 10:44
Kenapa ga ditambah image ilustrasi kyknya lebih seru tugh haha tp jgn ngasal imagenya ntar jadi kyk petruk 😀
Agen BBM
10 Oktober 2012 at 17:12
hmm,, mhntp ceritanxa..,,,,
ichal
11 Oktober 2012 at 09:44
Sebuah cerita pendek yang benar-benar pendek, tapi dengan bahasa yang sederhana, tema yang sederhana, mampu menyampaikan pesan yang tidak sederhana tapi cukup berharga untuk kita renungkan bersama. Konflik dan pergulatan batin seringkali dialami oleh setiap manusia yang pernah bertemu dengan manusia lainya di dalam kehidupan ini, tapi tak sederhana untuk memberikan jawabanya, tugas kita semua sebagai pembaca, lebih berharga mana seragam pramuka sahabatnya dulu dan seragam jaksa yang sekarang dimilikinya, bagaimanakah sikap yang harus dipilihnya setelah saat ini berseragam jaksa. Tentu saja jawabanya hanya ada dihati kita masing-masing, dan untuk kita masing-masing.
eko wahyu
14 Oktober 2012 at 08:29
Mantatrab………………………….
aan_shopan@yahoo.com
21 Oktober 2012 at 10:21
Ah, selalu sulit untuk memilih antara tugas (sesuai aturan), dengan kehendak hati.
Fikri
23 Oktober 2012 at 21:13
kemana ya orangnya, kox sepi bgt. Libur lebarannya kox gk selesai sampai sekarang?
izky
29 Oktober 2012 at 11:56
cerita singkat, mudah dipahami, dan ending yang mengejutkan..
sigirokries
29 Oktober 2012 at 17:14
Saddd 😦
http://puisikekasih.wordpress.com/
puisikekasih
1 November 2012 at 01:00
Cerpen yang menyentuh persaan..dengan alur yang sederhana dan latar pedesaan yang masih asli…Salut
wahyudi
1 November 2012 at 08:37
Tragis
Febriansyah Eka Maulana
1 November 2012 at 17:55
I must say “WOW”
ayu
2 November 2012 at 10:32
dancok
coment ae raimu
gethok
4 November 2012 at 18:40
It’s awasome..
unpredictable!!!
Irsyad
2 November 2012 at 10:53
Terima kasih atas konten dan info yg menarik dan menginspirasi….thk u
Eva
6 November 2012 at 13:38
Awalnya saya mengira biasa-biasa saja, tapi ternyata membuat saya tertawa…. Ending yang kejam… Tapi aku, eh saya, suka…
Kisi Hati
9 November 2012 at 00:15
blog ini sedikit mengobati kerinduanku ma MATA KATA
biologi agdat
13 November 2012 at 05:27
Cerpennya SUPER
salam kenal
Obat Herbal Bandung
23 November 2012 at 13:42
berlatih dan terus berlatih menulis…
Cerpen yang sangat bagus, nggak bosen bacanya, bikin penasaran dari awal…
membaca dan terus membaca cerpen2 di blog ini… 😀
Anita L. Dewi
24 November 2012 at 12:29
bagus banget (y)
shafira
25 November 2012 at 07:29
Kereeeen. terakhirnya mantep ><
gak terduga.
dinda faiza p
2 Desember 2012 at 17:17
Keren gan.
Diluar dugaan, semuanya menarik.
Sip
Febri001
3 Desember 2012 at 07:37
Cerita “Seragam” ini seperti segelas susu; ringan, namun membuat kenyang..
Terlalu manis untuk diikuti, namun menjebak pada akhirnya. Salut..
Sekilas kutipan “Di atas amben, ayahnya santai merokok. Sesekali menyalakan pemantik jika bara rokok lintingannya soak bertemu potongan besar cengkeh atau kemenyan yang tidak lembut diirisnya.” benar-benar tergambar jelas dalam pikiran saya..
A. Prasetyo Widodo
3 Desember 2012 at 14:04
bagus banget ceritanya… 🙂
Ramlah
6 Desember 2012 at 16:10
endingnya buat nyesek gitu ya wkwk =))
Rizky
7 Desember 2012 at 17:20
Ini cerpen karya siapaaaa?
Salsaelz
31 Januari 2020 at 14:16
tp overall bagus ceritanya hehe
Rizky
7 Desember 2012 at 17:21
keren sekali
alurnya itu mantap
mheky
7 Desember 2012 at 22:17
ironis
chery
9 Desember 2012 at 09:30
antara tugas dan persahabatan.
menarik banget. endingnya itu loh yang tak disangka-sangka …..
hmmm, bisa nggak ya seperti ini kalau membuat cerita?
Adhita Didiet Prawatyo
10 Desember 2012 at 15:25
sesuatu
pastipher
12 Desember 2012 at 09:45
bantu saya tentukan tema cerpen ini, boleh?
Herya
12 Desember 2012 at 19:42
Keren
eL
18 Desember 2012 at 21:29
Saya kurang suka, klimaksnya kurang mengena, hehee
Nanda Najih H A (@Nanda_Najih)
24 Desember 2012 at 07:01
monggo mampir ke blog sy: habi412.wordpress.com
ada terjemahan cerita pendek dari luar dan ini project blog sy.
trimakasih.
habi412
29 Desember 2012 at 10:46
sederhana tapi WAW
a'am
2 Januari 2013 at 07:40
[…] Sumber : https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/08/12/seragam/ […]
Seragam | Bimosakti15
9 Januari 2013 at 21:01
keren cerpennya.
sangat keren deh.
Gaya bahasa gampang banget dimengerti.
welliknow
10 Januari 2013 at 21:45
[…] https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/08/12/seragam/#more-1627 […]
10 Seragam | iamfadhli
11 Januari 2013 at 17:36
benar.. membuatku jadi teringat pada para sahabat… cerpen yang sederhana, menyentuh, dan memikat. Selamat!
budiman
14 Januari 2013 at 17:16
goog
safri
20 Januari 2013 at 14:04
Aku suka sekali,terutama pas ending nya Gak nyangka banget. . . .
adzieeinstein
24 Januari 2013 at 12:17
Reblogged this on kobonksepuh's Blog.
kobonksepuh
31 Januari 2013 at 22:32
cerita tentang pencarian jangkriknya sangat menarik, sama seperti endingnya, banyak kejutan
tama.inc
9 Februari 2013 at 22:11
persahabatan sejati tak kenal balas budi
yusuf
14 Februari 2013 at 15:31
sayang sekarang sudah ga ada update terbaru untukk cerpen kompas
robby fernandez
20 Februari 2013 at 07:11
Bagus, rangkaian kalimatnya mudah diikuti ceritanya mengalir, dan endingnya wauwww… bagus bagus!!
lilip
20 Februari 2013 at 10:03
Hidup selalu dilematis
Nanang Rudianto
1 Maret 2013 at 09:25
Kesuksesan seorang penulis bukan hanya kerajinan berlatih semata, tetapi juga butuh keberuntungan.
Nanang Rudianto
1 Maret 2013 at 09:31
Tukang klipin kemana aja? koq sudah tidak pernah update lagi?
hutri
7 Maret 2013 at 15:47
menarik …..
Tamar Saraseh
8 Maret 2013 at 21:32
Hai tukang kliping, saya pembaca setia cerpen kompas di sini. Dulu waktu kuliah di luar baca dari sini, sudah di indo dan di rumah ada kompas juga tetep baca di sini, kebiasaan! Sayang udah ga diupdate lagi, tapi semoga anda dalam keadaan baik dan sehat selalu. Terima kasih ya untuk update cerpennya selama ini 🙂
ica
9 Maret 2013 at 23:23
Ending ♈ǝлƍ baik.
satriya ummi alfiza
24 Maret 2013 at 08:05
Mantap 🙂
Tapi endingnya…. menyedhkan bgt.
Persahabatan yang tulus harus kalah sama seragam jaksa!! Dunia emg kdg membuat byk org gelap mata. kasian si seragam pramuka 😦
Ulya aulia29
21 April 2013 at 10:09
Mantap 🙂
Tapi endingnya…. menyedhkan bgt.
Persahabatan yang tulus harus kalah sama seragam jaksa!! Dunia emg kdg membuat byk org gelap mata. kasian si seragam pramuka 😦
Ulya aulia29
21 April 2013 at 10:09
benar.. membuatku jadi teringat pada para sahabat… cerpen yang sederhana, menyentuh, dan memikat. Selamat!
FHASION DISTRO
23 April 2013 at 20:54
Merinding saya bacanya..
Icha Sasyanomoto
1 Mei 2013 at 10:49
[…] Sumber : Cerpen Kompas (https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/08/12/seragam/) […]
Cerpen : Seragam | Angga Etam Notes
7 Mei 2013 at 20:22
Cerita bagus yg dikemas dalam bungkus sederhana. Salut.
anangsk
12 Mei 2013 at 21:59
Bagus!!! 🙂
archifani2013
13 Mei 2013 at 08:19
nyesek banget baca kalimat terakhir. aku pikir tokoh saya akan bantu sahabatnya. ternyata …
di bagian awal agak membosankan. itu yang mau ke sawah cri jangkrik. menurutku agak kepanjangan narasinya.
tp. ini good cerpen menurutku.
Nair al Saif
13 Mei 2013 at 18:10
Sebuah cerita yang benar-benar mengena. Salut untuk penulis! Tetap semangat berkarya!
Sastranesia
22 Mei 2013 at 15:44
cerita bagus, untuk menginspirasi sebuah persahabatan
moeksa
25 Mei 2013 at 10:13
Ide cerita, tulisan dan alur nya Bagus ……
Nafi' Maulidah
28 Mei 2013 at 19:18
Wow endingnya nge gantung “saya”…hehehe
Tp inilah yg bikin seru, kita bisa mengskenariokan sendiri ending ceritanya menurut masing2. 🙂
Satu hal yg mjd pembelajaran dr cerita ini adlh bagaimana menempatkan diri kita sendiri jika menjadi sosok “saya” ketika dihadapkan pd perasaan dilematik utk memilih tulusnya persahabatan atau konsistensi pekerjaaan. #Good choice guys.:)
kiky
28 Mei 2013 at 21:20
tolong unsur instrinsik dan ekstrinsiknya teman?
adrian yonanda
11 Juni 2013 at 20:19
Kerren…
Saya sukaendingnya Maz
maufiq
18 Juni 2013 at 22:28
Saya suka dengan gambaran persahabatan melalui pencarian jangkrik itu.
Gambaran nyata kehidupan di dusun.
Dan benang merah antara seragam pramuka dan seragam jaksa itu, saya suka 🙂
yusrizal
24 Juni 2013 at 10:39
kunjungan perdana bro, bagus2 deh…..jadi tambah inspirasi nih, di tunggu kunbalnya di sunsetia.mywapblog.com
rio hendry
24 Juni 2013 at 18:45
menarik, bagus,,, saya suka
Pemilu Indonesia
29 Juni 2013 at 13:43
bagus banget
furniture terbaru
11 Juli 2013 at 23:59
keren, keren, keren! ❤
vivavinnavilla
16 Juli 2013 at 22:46
Cerpen yang sangat mencerahkan sekali Para pembaca agar bisa melihat dan menjadi lebih baik lagi tentang arti kehidupan..
Fendi haris
19 Juli 2013 at 16:34
keren banget ceritanya, sederhana tapi dalem..
Novie nasution
2 Agustus 2013 at 11:00
kereeen….dalem bgt pas endingnyaa
silmi
20 Agustus 2013 at 11:36
sudah setahun nih, kagak diupdate lagi 😐
Ginanjar Seladipura
24 Agustus 2013 at 23:43
Ceritanya menarik. Sebuah alur mundur penuhah yang sulit untuk ditebak. Dan disitulah kayanya tulisan ini. Saya mungkin hanya mengkritik tanpa membuat byk karya. Tapi pembaca punya hak yang sama besar dengan penulis untuk mengomentari sebuah tulisan. Saya yang bari belajar menulis menilai kalau awal paragraf dua terdengar seperti kalimat tak efektif. Berikut cuplikannya “ketika kemudian…”
Menurut sy, ini tdk efektif. Di kalimat ke tiga, setelah 25 tahun berpisah dst., ini bisa dipisah. Tidak akan mengurangi substansi isi yang akan penulis sampaikan.
Pesan yang ingin disampaikan sangat bagus, namum teknik penulisan membantu pembaca menyelami makna.
nuvach
1 September 2013 at 00:11
ayo diupdate lagi, saya suka sekali,,, mantab
Kata-kata Cinta
1 September 2013 at 10:15
Keren nihhh,,, suka bacanya
Fungsi Kedudukan Bahasa Indonesia
4 September 2013 at 15:09
kereen, lagi blajar buat cerpen nih 🙂
Minion (@imancyborg)
14 September 2013 at 12:47
emang orang jaman sekarang contohnya kayak gini…
Mendingan duit daripada teman yang paling berharga…
Tashyoku Fukomi
14 September 2013 at 20:58
cerpen yg bagus.. mengisahkan persahabatan yg trhalangi 0leh sebuah tugas.
tree mur
17 September 2013 at 12:38
kereeen mas cerpennya. terimkasih
cara mengobati sakit
6 Oktober 2013 at 10:29
“Sebagai jaksa yang baru saja menangani satu kasus perdata, seragam itu belum bisa membuat saya bangga…
Tapi dia tidak tahu, dengan seragam dinas itu, sayalah yang akan mengeksekusi pengosongan tanah dan rumahnya.”
ngawur…
jaksa tugasnya tidak menangani kasus perdata, dan yg bertugas mengeksekusi pengosongan tanah itu juru sita atau panitera bukan jaksa
kelihatan kalau si penulis tidak melakukan riset sebelum menulis cerita
Adam HR
16 Oktober 2013 at 23:45
ijin ya..
cerpennya tak pakai buat tugas analisis cerpen……
mksh..
ichdaadyhda
18 Oktober 2013 at 16:12
Mumtaz…,
ending’a tanpa d sangka2…,
Langit Biru
27 Oktober 2013 at 07:58
Endingnya kyk Inception, menggantung…
Fazaky Putra R.
7 November 2013 at 21:47
bagus sekali cerpen nya,,sangat menyentuh…
Jasa Penulis Artikel
13 November 2013 at 14:36
Antara sahabat dan pekerjaan. Endingnya…:(
Lody Alfaro
13 November 2013 at 17:45
alurnya saya suka
Sistem Pemerintahan
23 Desember 2013 at 19:40
menarik,,, bagus, tidak membosankan
Letak Astronomis Indonesia
24 Desember 2013 at 11:04
Hanya bertanya, apa kapasitas jaksa dalam perkara perdata? Siapa sebenarnya yang berwenang mengeksekusi tanah-rumah? *kebetulan, saya pengacara
andre
10 Januari 2014 at 06:28
kali ini sangat menarikk, lebih dari yang sebelumnya..
rumah adat
15 Januari 2014 at 16:10
Akhir cerita yang menohok. Seperti air susu dibalas dengan air tuba. Tp ini terjadi krn posisi pekerjaan.
Btw, katanya 1 dari 10 bisnis berakhir bangkrut. Menggunakan seluruh harta utk memulai bisnis sangat beresiko. Jd kebangkrutan bukan hanya karena kejahatan. Tp lebih krn kurang informasi, terlalu optimis, shg tdk realistis.
Info lain, utk jual tanah, biasanya tanah harganya naik terus, dan pinjaman jauh dibawah harga tanah. Jd kalaupun dijual, harga jual diatas nilai pinjaman. Namun memang nilai historisnya yang tak tergantikan. Apalagi tanah warisan.
M. Danil Daud
24 Februari 2014 at 07:27
Ralat 7 sd 9 bisnis baru berakhir bangkrut. 😦
M. Danil Daud
24 Februari 2014 at 22:55
aku buat novel tapi aku share di blog silahkan baca ceritanya sedih galau tolong bantu share ya 🙂 nih kunjungi yaa http://storyofsewindu.blogspot.com/
Leona Putri
6 Maret 2014 at 12:06
menarik, cerita nya ngena banget 😀
shiningrinna
8 Maret 2014 at 04:29
Reblogged this on sastradanlinguistik and commented:
copas dari cerpenkompas.wordpress.com
sastradanlinguistik
24 Maret 2014 at 16:36
bagus bagusss. and I love it 😉
Shanaz Ar.
9 April 2014 at 07:59
BAGI YANG INGIN MENGUPDATE CERITA-CERITA DARI SURAT KABAR
TERMASUK KOMPAS, HARAP ANDA BUKA http://lakonhidup.wordpress.com/ .
SUDAH LAMA BLOG INI TIDAK AKTIF, BAGAIMANA KABAR ADMINNYA JUGA GAK JELAS
izky
12 April 2014 at 19:27
Sukaaa…:)
Mutia Ohorella
28 April 2014 at 09:31
Endingnya kereen..salyuut..
nuri
16 Mei 2014 at 07:42
Bagus banget! Suka suka suka :))
fancha
21 Mei 2014 at 09:57
mas, tolong beri aku nama pengarang dan biografinya, dong! terima kasih.
kusnadi
5 Juli 2014 at 12:08
PROMO BESAR-BESARAN OLIVIACLUB 100%….!!!!
promo oliviaclub kali ini adalah promo deposit akan mendapatkan bonus chip sebesar nilai deposit yang disetorkan
jadi untuk para pecinta poker oliviaclub yang sudah lama mendaftar ataupun yang baru melakukan register.. akan bisa mengikuti promo ini…
SYARAT DAN KETENTUAN
1.pemain dapat mengklaim bonus promo melalui live chat kami
2.pemain yang mengikuti promo tidak akan bisa melakukan WD sebelum turnover/fee/pajak belum mencapai 30 x lipat dari angka deposit.
3.minimal deposit untuk promo ini adalah Rp.50.000
maximal deposit adalah Rp.200.000
apabila ada pemain yang melakukan deposit diatas 200rb rupiah..
hanya 200rb yang akan di hitung untuk mendapatkan bonus
promo ini
4. apabila pemain melakukan deposit sebanyak 50rb akan
mendapatkan bonus 50rb.. dan apabila chip habis dan melakukan
deposit 50rb lagi maka harus menunggu selama 6 jam terlebih
dahulu sebelum dapat mengklaim bonus 100% dari
angkadeposit..
batas maksimal klaim bonus tetap max deposit 200rb per hari
5. klaim bonus promo berlaku 1×12 jam..
para pemain diharuskan mengklaim bonus sebelum bermain..jika
ada pemain yang melakukan deposit dan bermain..
baru setelah bermain mengklaim bonus..maka tidak akan dilayani
6.PROMO OLIVIACLUB ini dapat berakhir sewaktu waktu tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu
7.keputusan pihak OLIVIACLUB tidak dapat diganggu gugat dan
mutlak
CARA MENGKLAIM BONUS PROMO :
1.setelah melakukan register dan deposit maka pemain harus melakukan login dan masuk ke menu memo,tulis subjek klaim voucher promo
2.admin OLIVIACLUB akan segera membalas memo anda dan
memberikan kode voucher.
3.setelah menerima kode voucher silakan menuju menu deposit
isi kan formulir deposit sebagaimana anda biasa melakukan deposit.
setelah itu pada kolom keterangan di menu deposit silakan anda tuliskan kode voucher yang telah diberikan
4.silakan gunakan jasa live chat kami untuk membantu anda dalam mengklaim bonus PROMO OLIVIACLUB
WARNING….!!!!!
apabila pemain belum melakukan deposit dan mencoba untuk mengklaim bonus.. maka id akan kami blokir/delete secara permanen.
transfer chip tidak di perbolehkan dan akan di tindak tegas
regallia soh
11 Juli 2014 at 01:53
keren-keren, nggak bosen bacanya
baca cerpen saya ya, kalau bisa sekalian di beri kritik dan saran (Amatiran kayak saya yang lagi belajar nulis butuh banyak kritik saran)
http://lukiluck11.blogspot.com/2014/06/cerpen-lost-love.html
Kukuh Niam Ansori
14 Juli 2014 at 04:36
Membuat saya merindukan sahabat masa kecil saya. Rasanya ingin kembali ke masa lalu dan melewati masa-masa indah masa kecil saya bersama sahabat saya
Reika Cahya
20 Juli 2014 at 05:12
[…] Sumber : Cerpen Kompas (https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/08/12/seragam/) […]
Cerpen : Seragam | Angga Tepian Notes
26 Juli 2014 at 01:12
nyinak,, bagus sekali artikelnya,,
gebyok ukiran jati
16 Agustus 2014 at 02:41
postingannya bagus kak, semangat
aneka meubel
17 Agustus 2014 at 22:51
Ini kali kedua aku baca cerpen seragam ini, bahasanya cukup sederhana dan mudah dimengerti, pesan cerita sangat kuat, dan endingnya benar-benar mengejutkan dan miris tentunya…
Taufik Al Mubarak
28 Agustus 2014 at 01:10
cerpennya bagus, bahasanya gampang dipahami. gambar ilustrasinya lucu ya..
cerita pendek
30 Agustus 2014 at 22:23
like.
ahmad
16 September 2014 at 08:21
Nangis Saya…. Ironis
Oktaviana Virgi
22 September 2014 at 14:03
Cerpen’a bagus sangat menyentuh
dithaaja99@gmail.com
27 September 2014 at 14:57
Keren-keren ceritanya 🙂 tapi sayang sudah ga aktiv sekarang 😦
adlibidtum
10 Oktober 2014 at 23:14
ceritanya sarat makna, antara persahabatan dan tugas, bakalan pilih mana ya..
mamah dedew
30 Oktober 2014 at 12:47
suka……ingat keadaan masa kecil dulu….Kompasianer juga kah..
srisubektiastadi
29 Desember 2014 at 06:23
ironi dalam hidup. Tapi saya yakin bahwa setiap orang akan membuat interpretasi ending yang baik untuk cerita ini. Mengagumkan.
Olvin saragih™ (@joeveenyo)
19 Januari 2015 at 13:34
[…] Ingin membaca lebih banyak klik … […]
Cerpen Pilihan KOMPAS | badricenter.org
22 Januari 2015 at 13:58
Informasi Tanggal terbit koran dan pengarangnya gak ada ya?
Padahal mau buat tugas sekolah.. xP
Adib Muhammad Prawirahutama
25 Januari 2015 at 14:26
Masih ada konflik yang tersembunyi di ending. Cerpen yang berakhir dengan menyatakan calon konflik utama. Hanya saja kadang saya masih ragu dengan kata amben, itu baku apa tidak ya? Kadang saya mau pakai tapi takut dibilang tidak baku. “Amben” kata baku apa tidak ya Min?
Cerita Pendek Anak
15 Februari 2015 at 13:06
Saya suka caranya menulis. Sederhana dan mudah untuk dimengerti.
ara story
16 Februari 2015 at 22:19
ini penulisnya siapa ya?
brigistin db
17 Februari 2015 at 10:39
inget masa kecil saya
junioranger
28 Februari 2015 at 20:33
Reblogged this on tantosaja and commented:
Kumpulan cerpen kompas
tantosaja
12 Maret 2015 at 21:58
Cerpen menarik http://www.zetapedia.com/2015/03/cerpen-sedih-perawan-di-garis-depan.html
zeta
26 Maret 2015 at 04:05
yang mau belajar dan jadi penulis skenario film, klik disini http://tintascreenplay.com/?id=edwin+sofyan
Edwin Sofyan
2 September 2015 at 19:40
suka penulisan kata perkatanya
Chafid Ahmad
7 April 2015 at 09:24
yang mau belajar dan jadi penulis skenario film, klik disini
Edwin Sofyan
2 September 2015 at 19:35
http://tintascreenplay.com/?id=edwin+sofyan
Edwin Sofyan
2 September 2015 at 19:37
awal yang biasa, endingnya keren
Aino Hikari
31 Mei 2015 at 22:05
yang mau belajar dan jadi penulis skenario film, bisa klik disini http://tintascreenplay.com/?id=edwin+sofyan
Edwin Sofyan
2 September 2015 at 19:32
mantap postingannya 🙂
salam kenal..
medansastra.esy.es
medan sastra
27 Juni 2015 at 09:43
yang mau belajar dan jadi penulis skenario film, bisa klik disini http://tintascreenplay.com/?id=edwin+sofyan
Edwin Sofyan
2 September 2015 at 19:27
tema seragam apa sama amanat
atik hidayati
17 September 2015 at 20:06
Tragis banget nasibnya!
nolanartha
22 September 2015 at 11:00
Nice tapi Mungkin yg dimksud itu juru sita bukan jaksa,
Zayyin
16 November 2015 at 15:52
Amanat dan temanya apa ya?
masih blm paham…
masih pemula :3
Vincentius Adi
17 November 2015 at 20:45
Jaksa (kecil) sebenarnya sudah memperlihatkan dari awal bahwa dia bisa dikatakan tak pernah benar2 peduli dengan sahabatnya (jika benar mereka adalah sahabat). Sikap itu pun terus berlanjut hingga puncaknya, pada ending yang memotong. Ah, sahabat macam apa itu?
Sukaa cerpennya!!!
Wazifa
6 Desember 2015 at 22:28
endingnya membuat saya terhenyak….apakah persahabatan akan dikalahkan oleh tugas..
Deddy Soepriadhi
9 Februari 2016 at 18:10
Suka bacanya 😀
Panduan Blogger Indonesia
andikanetizen
10 Februari 2016 at 00:11
Penggambarannya sangat jelas/detail : rokok, sawah dan lain-lain. Cerpen yang bagus, pembaca terasa seperti melihat langsung, bermanfaat sekali. Thanks.
Perpustakaan Asik (@tentangmu19)
20 Februari 2016 at 10:09
Mana unsur intrinsik nya
septia
9 Maret 2016 at 12:15
terimakasih Info yang menarik.. Kami menyediakan
Seragam Sekolah murah berkualitas.
sismantoro19
11 Maret 2016 at 09:28
Cerpen yang indah dan berbobot 😉
maryamzakaria
6 Mei 2016 at 10:15
“Tapi dia tidak tahu, dengan seragam dinas itu, sayalah yang akan mengeksekusi pengosongan tanah dan rumahnya”
Nyesek banget kalimat terakhirnya. Belum sempet balas jasa sahabatnya malah tangannya sendiri yg membuat sahabatnya semakin menderita.
Ppydwip
16 Agustus 2016 at 13:21
sungguh cerita pendek yang membuat saya merasa terkagum. saya tahu cerpen ini dari guru bahasa indonesia di sekolah, dia menyuruh saya untuk membaca cerpen ini dan ternyata memang sangat bagus cerpennya, alur cerita dan suasana yang diberikan penulis di cerpen itu sangat bagus.
Fahmi Ramadan
25 Agustus 2016 at 20:41
Unsur intrinsik nya dari cerpen itu apa?
dinda zahara rahmadani
17 November 2016 at 13:20
Saya mencari cari sesuatu yang wah sejak awal. Dan ternyata adanya di penutup. Salut..!
Marindra
13 Desember 2016 at 14:40
Keren,
Tema persahabatan yg sdh lama trjalin antara bumi dan langit, sindiran halus ttg ketulusan dalam pertemanan hrus trnodai dg kenyataan yang tak bisa d elakkan.
Mungkin saja seragam jaksa lupa dgn seragam pramuka yg pernah berkorban untuk menyelamatkannya, tp takdir mmbwanya untuk kembali bertemu dan bagaimana air susu d balas air tuba dirangkai menjadi alur yg mengalir dlm cerita ini
Rizki
18 Desember 2016 at 11:32
Cerpennya membuat banyak orang mengingat masa lalu…
Desinta Adelia Megawati
20 Februari 2017 at 15:51
keren sekali………..
oom
11 Mei 2017 at 00:48
Reblogged this on antikarafalesia and commented:
Mantab ya cerpennya….
antikarafalesia
12 Juni 2017 at 14:21
Mantap banget. Edisi berikutnya, mengapa tdk muncul di cepen kompas nya ??
Dewi Puspita
29 Juni 2017 at 06:12
maaf saya ingin tahu penulis cerpen ini siapa, pendidikan terakhir dan profesinya. untuk tugas sekolah, saya mengambil cerpen ini untuk di identifikasi. tolong bantuannya terima kasih
Nabila Mursyidah
30 Agustus 2017 at 19:49
cerpen bagus, saya suka endingnya dibiarkan menggantung.
woro winu
5 November 2017 at 14:44
seragam boleh beda, persahabatan tak boleh mereda
ArifAbd
12 November 2017 at 18:28
kren banget nih cerpen bang
zulfarizal
19 November 2017 at 12:19
Menarik. Saya suka
Salam kenal.
#masbocerpen.blogspot
#Cerpen_Keseharian
beeBOX Eatdrink
14 Desember 2017 at 11:07
mantappp
Anita
30 Desember 2017 at 10:17
Ini penulisnya siapa yah? Kok alurnya dalam banget. Kalau boleh, saya mau minta akun sosmednya yang bisa dihubungi. Hanya untuk sekedar bertanya-tanya mengenai cara membuat cerpen, kalau boleh sih.
SISKAFYN
21 Februari 2018 at 20:57
Penulisan Cerpen yang cerdas. Seragam masa dulu dan seragam masa kini, jenis relasi masa lalu dan sekarang. Ending yg mengejutkan dan membuat pembaca melanjutkan kisahnya menurut versi masing-masing. Kisahnya Mendekati realita.
tlwindonesia
15 April 2018 at 17:43
Keren. Endingnya baguuus banget. Like this so much❤
Widya
4 Mei 2018 at 12:42
Siapa penulis ya??
Pai
29 September 2018 at 15:44
Reblogged this on CERPEN &CERITA CINTA.
Muhammad anwari
6 November 2018 at 13:43
Cerpen sederhana yang sarat makna tersirat.
Timson
11 Januari 2019 at 13:14
Hallo guys,jngn lupa kunjungi blog saya ya di kingsbima115.blogspot.com
Ardian
6 Februari 2019 at 15:40
Arti penting sebuah persahabatan, cerpen yang menyentuh
Rifqi Hayyinul Ula
21 Agustus 2019 at 11:49
Bagus sekali ceritanya, sangat mengena… mantappp
ainun
18 Desember 2019 at 05:30
Harusnya dengan menjadi jaksa, membuatnya bisa membantu melunasi ataupun setengah pembayaran tebus rumah itu
Afif
26 Januari 2020 at 15:38
Kelebihan : ceritanya menarik,ceritanya mengandung hal positif yang dapat ditiru.
Kekurangan: penulisannya kurang jelas,bahasanya tidak baku,tidak disebutkan pembuat cerintanya.
Eka febriyanti
19 Maret 2020 at 21:03
Kelebihan : ending cerita sulit ditebak. Cerita diceritakan secara jelas.
Kekurangan : cerita ini berat untuk pembaca awam jadi cepat bosan diawal.
Kelas : XI MM2
Dimas rangga p.d
20 Maret 2020 at 08:55
Menceritakan tentang persahataban, saya salut meski sudah berpisah dengan lama tapi mereka masih mengingat sahabat lamanya.
Yunita XI MM 2
20 Maret 2020 at 09:21
Keunggulan dan Kelemahan : Dari cerpen berjudul “Seragam” yang ditulis oleh Aris Kurniawan basuki ini cukup menarik terutama untuk para pembaca yang sudah lama tidak bertemu dengan sahabatnya. Isi cerpen ini mampu membuat para pembaca berimajinasi tentang tokoh dan karakter tokoh dalam cerita ini.Namun, sayang dalam segi bahasa yang digunakan masih banyak yang kurang tepat, sehingga ada beberapa pembaca yang masih sulit memahami isi cerpen tersebut. Gambar yang ada dalam cerpen tersebut pun kurang menarik sehingga membuat minat para pembaca kurang. Konflik dalam cerita itu pun kurang jelas, ada beberapa bagian yang kurang bisa dipahami.
Nurfendah Rahmaningrum/XI MM 2
20 Maret 2020 at 11:00
Kelebihan:ceritanya sederhana, tetapi banyak mengandung hal-hal yang patut ditiru.
Kekurangan:karakter ada yang tidak dijelaskan secara mendalam sehingga perlu membacanya lebih dalam lagi.
Indah ayu permadani XI MM 2
20 Maret 2020 at 11:20
Nama: Rizki Fitriani
Kelas: 11 Multimedia 2
Keunggulan dan kelemahan :
Keunggulan* dari cerpen yang berjudul “seragam karangan dari Aris Kurniawan Basuki cerpen sederhana, bahasa lugu tetapi setiap baris tulisannya mampu mengingatkan pembaca ke relung perasaan hati masing-masing tokoh di dalamnya, dan membawa ke suasana alam yang natural dimalam hari.
Kelemahan* bahasa yang digunakan kurang tepat, sehingga pembaca ada yang masih sulit untuk memahami cerita ini.
Rizki fitriani/11MM2
20 Maret 2020 at 11:25
Kelebihan : Mengisahkan cerita sampai detail sehingga pembaca tahu alur critanya.
Kelemahan: agak membingungkan dalam membaca karena bahasanya campuran.
TRIASIH YULIANINGRUM
20 Maret 2020 at 11:30
Kelebihan: Ceritanya diceritakan dengan jelas, ceritanya menarik pembaca, cerita tersebut dapat menginspirasi bagi pembaca
Kekurangan: Bahasa yg tidak baku , gambar pada cerita kurang menarik perhatian pembaca
Dwi Fitriani /XI MM2
20 Maret 2020 at 11:36
Kelebihan: Ceritanya diceritakan dengan jelas, ceritanya dapat menarik pembaca, cerita tersebut dapat menginspirasi bagi pembaca
Kekurangan: Bahasanya tidak baku atau kurang jelas , gambar pada cerita kurang menarik perhatian pembaca
Dwi Fitriani /XI MM2
20 Maret 2020 at 11:40
Kelebihan: Ceritanya diceritakan dengan jelas, ceritanya dapat menarik pembaca, cerita tersebut dapat menginspirasi bagi pembaca
Kekurangan: Bahasanya tidak baku atau kurang jelas , gambar pada cerita kurang menarik perhatian pembaca
Dwi Fitriani /XI MM2
20 Maret 2020 at 11:41
Keunggulan
Cerpen sederhana yang menceritakan tentang persahabatan dan banyak mengandung hal hal baik untuk si pembaca
Kelemahan
Awal saya membaca itu membosankan dan bahasanya juga ada yang sulit untuk di pahami
Finnantri XI MM 2
20 Maret 2020 at 11:47
Kelebihan: menarik untuk dibaca, menceritakan tentang persahabatan dan kenangan terdahulu,bahasa sederhana,juga berisi tentang keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar bisa timbul dari persahabatan.
Kelemahan: terdapat kata-kata yang kurang tepat dan kurang dipahami oleh pembaca.
Yovita Agustin/XI MM2
20 Maret 2020 at 12:26
Keunggulan dan Kelemahan dari cerpen yang berjudul “SERAGAM”, ceritanya memang sederhana dan cukup menarik, tapi dari kesederhanaan ceritanya mampu menyampaikan pesan bagi para pembacanya bahwa keberanian dan tanggung jawab yang bsar bisa timbul dari persahabatan yang tulus. Namun dalam penulisannya bnyak kata/bahasa yang sulit untuk di mengerti dan penokohannya kurang jelas.
Risa Ristiyani/XI MM2
20 Maret 2020 at 12:35
Kelebihan= Bahasa lugu tetapi setiap baris tulisannya mampu membawa imajinasi pembaca ke relung perasaan hati masing-masing tokoh di dalamnya
Kelemahan= Bahasanya tidak baku dan susah untuk dipahami
Arofah Dwi Febiyani
20 Maret 2020 at 13:18
Kelebihan= Bahasa lugu tetapi setiap baris tulisannya mampu membawa imajinasi pembaca ke relung perasaan hati masing-masing tokoh di dalamnya
Kelemahan= Bahasanya tidak baku dan susah untuk dipahami
Arofah Dwi Febiyani XI MM 2
20 Maret 2020 at 13:24
Nama: Febriani
Kelas: XI MM2
Kelebihan: Mengandung pesan moral dan dapat menginspirasi sang pembaca
Kekurangan: Bahasa yang digunakan kurang bisa dipahami
Febriani
20 Maret 2020 at 13:32
Nama: Dwi Melani Latifah
Kelas: XI MM 1
Kelebihan Dan kekurangan dari cerpen “Seragam” menurut saya, Kekurangan : Ceritanya menarik, bahasa yang digunakan konkret mudah dipahami. Kekurangan : Alur yang digunakan dalam carpet tersebut berbelit/terlalu berbelit-belit.
Dwi Melani Latifah
20 Maret 2020 at 13:39
Nama: Rachmat Anggriani
Kelas : Xl TBSM 2
Keunggulan dan kelemahan cerpen yang berjudul ” Seragam “.Menurut saya cerpen ini lumayan menarik, sehingga pembaca mudah dalam memahami dengan jelas, karena si penulis menggunakan bahasa yang sederhana maupun singkat. Dan penggunaan bahasa masih banyak kata² yang kurang baku.
Rachmat Anggriani
20 Maret 2020 at 16:06
Nama: Rachmat Anggriani
Kelas : Xl TBSM 2
Keunggulan dan kelemahan cerpen yang berjudul ” Seragam “.Menurut saya cerpen ini lumayan menarik, sehingga pembaca mudah dalam memahami dengan jelas, karena si penulis menggunakan bahasa yang sederhana maupun singkat. Dan penggunaan bahasa masih banyak kata² yang kurang baku dan susah dipahami.
Rachmat Anggriani
20 Maret 2020 at 16:11
Nama : Jesika Amelia Putri
Kelas : XI MM1
Keunggulan dan Kelemahan Cerpen yang berjudul “SERAGAM”
Keunggulan : Dalam cerpen ini menggunakan bahasa yang formal, mudah di pahami dan di mengerti sehingga memudahkan oleh sang pembaca.
Kelemahan : Tokoh dalam cerpen ini tidak di jelaskan secada detail sehingga perlu membacanya lebih dalam dan sulit di pahami.
Jesika Amelia putri
20 Maret 2020 at 19:49
Kelebihan
Menurut saya ceritanya cukup menarik menimbulkan rasa imajinasi dalam ceritanya dan pastinya menginspirasi kita untuk mempunyai rasa tanggung jawab
•Kelemahan
Bahasanya cukup terbelit Belit(sulit di pahami) sehingga teksnya terlalu panjang sehingga membuat pembaca bosan dan bingung
Febri Afrida Riani XI MM 2
20 Maret 2020 at 20:32
*Kelebihan*
Ceritanya sangat unik, karena menceritakan tentang kisah persahabatan antar tokoh yang begitu hangat.
Penggambaran setiap latar-latar tempatnya sangat jelas.
Penulis menceritakan secara jelas pada kejadian saat mencari jangkrik.
*Kekurangan*
Bahasa yang digunakan sulit di pahami oleh pembaca.
Pembaca sulit menggambarkan tokoh-tokohnya karena penulis tidak menceritakan penggambaran fisik pada tokoh bahkan tidak ada nama pada tokoh-tokohnya.
Wahyu Eka Saputra
20 Maret 2020 at 20:47
Kelebihan:Ceritanya menarik untuk dibaca,menceritakan tentang kisah Sahabat lama yang bertemu lagi.
Kelemahan:Bahasa yang digunakan sulit dipahami
Nama:Tri Rahmawati
20 Maret 2020 at 20:54
Kelebihan:Ceritanya menarik untuk dibaca,menceritakan tentang kisah sahabat.
Kekurangan:Bahasa yang digunakan sulit dipahami
Nama:Tri Rahmawati
20 Maret 2020 at 20:57
Nama: Febri Afrida Riani
Kelas: XI MM 2
Kelebihan dan kekurangan:
Cerita ini dapat mengimajinasi seseorang sehingga seseorang tau arti persahabatan tetapi bahasanya kurang bisa dipahami
Febri Afrida Riani
21 Maret 2020 at 05:46
Kelebihan : ceritanya menarik, menceritakan tentang seorang anak yang tulus dalam bersahabat
Kekurangan : bahasanya sulit dipahami
Nikmah sevira
21 Maret 2020 at 08:34
Nama : Adi Maulana
Kelas : XI TBSM1
Kelebihan dan kelemahan Cerpen yang berjudul “SERAGAM” yang di tulis oleh Aris Kurniawan Basuki.
Kelebihan : Mengisahkan cerita sampai detail sehingga pembaca tahu alur ceritanya dan bahasanyapun sederhana dan mudah dipahami oleh pembacanya.
Kekurangan : ceritanya agak membingungkan dalam membaca karena bahasanya campuran.Terdapat karakter yang tidak di jelaskan.
Adi Maulana
25 Maret 2020 at 07:57
Nama : Adi Maulana
Kelas : XI TBSM1
Kelebihan dan kelemahan Cerpen yang berjudul “SERAGAM” yang di tulis oleh Aris Kurniawan Basuki.
Kelebihan : Mengisahkan cerita sampai detail sehingga pembaca tahu alur ceritanya dan bahasanyapun sederhana dan mudah dipahami oleh pembacanya.
Kekurangan : ceritanya agak membingungkan dalam membaca karena bahasanya campuran.Terdapat karakter yang tidak di jelaskan.
Adi Maulana
25 Maret 2020 at 07:57
Nama: Rizal Latif
Kelas : Xl TBSM 2
Cerpet seragram
Kelibeihan: menggunakan bahasa yang sederhana sehingga pembaca mudah memahami isi cerpen dan alur cerpennya menarik.
Kekurangan: watek tokoh dalam cerpen kurang di gambarkan dan kosakatanya kurang baku.
Rizal Latif
25 Maret 2020 at 10:41
Kelebihan : cerpen tersebut menyajikan jalan cerita yang singkat dan tidak membosankan pembaca dan cukup menarik
Kelemahan : novel susah dimengerti
Andryan Nurhidayat
27 Maret 2020 at 13:07
Kelebihan : cerpen tersebut menyajikan jalan cerita yang singkat dan tidak membosankan pembaca dan cukup menarik
Kelemahan:bahasa yang digunakan agak sulit dipahami
Nama:Andryan Nurhidayat Kelas:XI MM 2
27 Maret 2020 at 13:12
Kelebihan:
Cerita pendek yang menarik pembaca sehingga tidak membosankan pembaca.
Kekurangan:
Bahasanya sulit untuk dipahami
Fahaman sidik
16 April 2020 at 14:34
Kelebihan:
Cerita pendek yang menarik,cerita yang singkat, sehingga membuat pembaca lebih senang membaca
Kekurangan:
Namun bahasanya sulit untuk dipahami dan sulit untuk dimengerti
Fahman sidik
16 April 2020 at 15:09
Yah, baca endingnya, nggak sampai hati. Tega…
Rach
2 Juni 2020 at 21:13
Ending yg mengejutkan…
bagus sekali cerpennya.
Nurhayati
3 Juni 2020 at 07:54
Nama : Yogi Sutrisno
Kelas : XI tsm 1
Kelebihan : dalam cerpen di atas menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah untuk di pahami oleh pembaca
Kelemahan : mungkin cerpen di atas terlalu panjang sehingga pembaca malas untuk membaca semua cerpen tersebut
Yogi Sutrisno
10 Juni 2020 at 14:31
Justru, menurut saya kekuatan suatu sastra terdapat dalam jumlah kalimat serta paragraf.
Maulana
9 November 2020 at 08:24
Super sekali, sangat luar biasa. Sepertinya persahabatan lebih berharga daripada duniawi
Maulana
9 November 2020 at 08:22
Lumayan seru kisah ini dan asik
Yusuf arda bili
11 Januari 2021 at 08:41
Apa latar waktunya??
YT.Exel
27 Januari 2021 at 08:16
Cerpen nya bagus
Raysyah Fadhilah nur Kamila
29 Januari 2021 at 08:40
Ditulis pada 2012 dan baru baca 2021 wahh, tetap keren!
Terima kasih Bu Wulan telah memberikan tugas ini, berkat Bu Wulan saya membaca cerita hebat ini.
Anis Fadhila
3 Februari 2021 at 10:12
Lelaki jangkung berwajah terang Dia adalah sahabat masa kecil terbaik saya. Hampir 25 tahun lalu kami berpisah karena keluarga saya harus boyongan ke kota tempat kerja Ayah yang baru di luar pulau hingga kembali beberapa tahun kemudian untuk menetap di kota kabupaten. Itu saya ceritakan padanya, sekaligus mengucapkan maaf karena sama sekali belum pernah menyambanginya sejak itu
Nesha febriyanti
23 Februari 2021 at 08:36
mengingatkan kembali tentang sosok sahabat saya yg dulu , dan beda dengan yang sekarang
Nesha febriyanti
23 Februari 2021 at 08:38
mengingatkan kembali tentang sosok sahabat saya yg dulu
Wulandari
23 Februari 2021 at 10:47
Sukaa banget sama akhirannya
Anya salsa billa
24 Februari 2021 at 07:31
Cerpen yang sangat menarik dan karena menceritakan tentang persahabatan yang sangat kuat , bertangggung jawab kepada sahabatnya.
Alvin Julinsyah
24 Februari 2021 at 07:33
Cerpen yang sangat menarik dan bagus, karena mengingatkan kembali tentang sosok sahabat saya yang dulu
ALVIN JULIANSYAH
24 Februari 2021 at 07:35
Persahabatan yang tulus sangat bernilai harganya tidak terjangkau dengan mata uang yang ada di dunia ini.
Denis Hilmawati
10 Maret 2021 at 06:00
Penulisnya siapa yah🙏
alfinurulhasanah
1 April 2021 at 17:15
cerpen sederhana, bahasa lugu tetapi setiap baris tulisannya mampu membawa imajinasi pembaca ke relung perasaan hati masing-masing tokoh di dalamnya, dan membawa ke suasana alam yang natural dimalam hari. keren
Evan ilham pratama
4 Agustus 2021 at 20:12
Mengingat sahabat yg dulu
Muhamad Ervan Maulana
4 Agustus 2021 at 21:13
Konflik keduanya ketika tokoh saya/aku terbakar punggungnya karena terkena obor
Addinia Meutya Zain
14 September 2021 at 07:09
[…] source : https://cerpenkompas.wordpress.com/2012/08/12/seragam/ […]
Uniform – Short Story
17 Februari 2022 at 14:40
Bagus cerpennya
Zulfa
21 Februari 2022 at 07:12
Bagus bagus
Zulfa
21 Februari 2022 at 07:14
mengingatkan kembali tentang sosok sahabat saya yg dulu
Ega adriel iza alrasyad
1 Maret 2022 at 10:08
Good job 👍👍
Budiarsa
10 April 2022 at 17:23
Semua pada tanya endingnya kok gini, kenapa sebagai sahabat dia tidak menolak tugas tsb. Menurutku itu semua kurang tepat. Yg harus kita cerna dari cerpen ini adalah judulnya “seragam”. Jadi intinya si tokoh merefleksikan kenangan dan kenyataan masa kini lewat seragam. Dulu seragam pramuka dipakai sahabatnya untuk menyelamatkannya pada masa muda dulu dan kini seragam kerja/jaksa dia pakai dengan terpaksa untuk mengeksekusi tanah sahabatnya.
Tommy
17 Juli 2022 at 22:33
BERTANGGUNG JAWAB ADALAH KEHEBATAN SAHABAT YG TANPA BATAS
Trysno Geeno sonjaya
6 September 2022 at 10:56
cerpen yang sangat menarik !! , jadi mengingatkan sahabat saya dulu hiks
Dicky putra
6 September 2022 at 10:59
Bagus cerpennya
Gilang R. 9H
6 September 2022 at 10:59
Bagus banget
Bagas aryo saputro
25 Oktober 2022 at 08:47
cerpennya bagus, penulisnya bisa membawa suasana kepada pembacannya, intinya bagus banget, keren.
Dani M IX G
25 Oktober 2022 at 08:49
Mereka telah membuktikan bahwa keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar bisa timbul dari sebuah persahabatan yang tulus.
Sangat bisa dijadikan motivasi.
Wulan Widi maharani
25 Oktober 2022 at 08:56
Cerita ini menceritakan tentang seorang anak yang telah dibantu oleh sahabatnya, karena dia tidak tersadar bahwa bagian punggungnya seperti terbakar, lalu sahabatnya menyelimuti dengan seragam coklat pramuka. Maka dari itu judul cerita ini menggunakan kata “seragam” sebagai judul nya karena yaa hal tersebut. Cerpen ini sangat bagus sekali loh, banyak pelajaran yang bisa diambil dari cerpen ini, contohnya saja tentang hal pertemanan. Penulisnya sangat jenius!
Chelsea Margareta
25 Oktober 2022 at 09:00
Mereka telah membuktikan bahwa keberanian dan rasa tanggung jawab yang besar bisa timbul dari sebuah persahabatan yang tulus.
Banyak yang dijadikan motivasi didalam cerita di atas.
Dan menarik.
Wulan Widi maharani
25 Oktober 2022 at 09:00
Cerpen nya bagus, dengan kata kata yang baku
NoyaN.
25 Oktober 2022 at 09:00
Ceritanya cukup menarik dan bagus juga
Adya
25 Oktober 2022 at 09:02
Btw jaksa tidak bisa mengeksekusi tanah, dan menangani perkara perdata
sony
11 Februari 2023 at 19:57
selamat malam buat pak johanes simamora yang ada di semarang.
middlerivercountrylife
29 September 2023 at 23:54